Potong Babi untuk persembahan sebagai wujud syukur atas keberhasilan panen. (foto oleh Kasmani) |
Oleh Muhammad Salim
Rinai hujan masih turun perlahan-lahan, sebagian menitis di sela-sela dedaunan, ketika para undangan mulai tampak dari gerbang desa. Mereka disambut oleh seluruh warga yang bersiap dengan pakaian terbaik. Sapei Sapaq, pakaian adat lelaki, beserta Mandau, dan Ta a, pakaian adat perempuan, menjadi dress code warga yang sudah dewasa—kecuali kami, rombongan Desantara yang datang bersama kolega Kemitraan dari Samarinda. Tidak ada aturan adat yang mengharuskan tamu, sekalipun sudah dianggap seperti keluarga, memakai pakaian adat. Baca berita selengkapnya