KRISIS-Seorang anak kokoda harus menempuh jarak 3 kilometer untuk mendapatkan segalon kecil air untuk membantu kebutuhan keluarga. |
Walau sudah musim hujan, tetapi warga Kampung Warmon Kokoda, Distrik Mayamuk tetap saja mengalami krisis air bersih. Apabila musim kemarau yaitu setiap bulan juli dan Agustus kondisi akan menjadi lebih parah. Mereka berharap pemerintah daerah Sorong bisa membantu menyediakan fasilitas air bersih.
Demikian disampaikan Kepala Kampung Warmon Kokoda, Syamsudin Namugur, saat menerima kunjungan tim monitoring dan evaluasi Program Peduli dari kemitraan partnership, Jakarta, di Kampung Warmon Kokoda, 11 Februari 2016.
“Yang paling menderita adalah ibu-ibu rumah tangga, para orang tua dan anak-anak yang terpaksa harus berjalan sangat jauh untuk mendapatkan air bersih,” kata Syamsudin.
Beberapa bulan yang lalu, Kata Syamsudin ada anak-anak yang terserang penyakit diare, yaitu yaitu Yudi (8) dan Fatur (9).
Untuk mengatasi hal tersebut Syamsudin telah berkoordinasi dan meminta bantuan pihak swasta guna mengatasi permasalahan tersebut.
“Kami sudah minta bantuan perusahan yang sedang beroperasi disini untuk membantu menggali kolam ukuran 10 x 10 mter dengan eksavator,” kata syamsudin.
Meskipun ada sumur bor yang dibuat oleh STKIP Muhammadya Sorong, tetapi airnya asin dan tidak bisa untuk memasak. Air itu pula yang digunakan untuk mandi dan mencuci.
Selain warga setempat, guru-guru yang bertugas di SD Labschool STKIP Muhammadiyah Sorong Ridwan, juga menyampaikan hal yang sama. Akibat kesulitan air, anak-anak didiknya ada yang sekolah tanpa mandi terlebih dahulu, dan guru-guru yang mengajar di sekolah tersebut kesulitan untuk MCK.
“Kasihan mereka, karena saat sekolah dalam keadaan kotor dan bau,” pungkas Ridwan. (team wartawan kampung kokoda)